UJI COBA VAKSIN HIV DI AFRIKA
Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan 16.000 orang
setiap hari atau 5,8 juta orang per tahun terinfeksi HIV dan akan menjadi
penderita AIDS baru. Sembilan puluh persen yang terinfeksi adalah mereka yang
tinggal di benua Afrika, dimana orang
yang terinfeksi tidak mendapat pengobatan antivirus. Sebagai contoh di Uganda,
dimana 1 orang dokter harus menangani 10.000 pasien dengan anggaran 12$ perorang
pertahun, sedangkan di Amerika 12.000$-15.000$ perorang pertahun dikeluarkan untuk mengobati orang yang terinfeksi HIV.
Satu-satunya metode pencegahan penyebaran AIDS di Negara
kurang berkembang adalah dengan kampanye melawan kebiasaan hidup yang beresiko
menularkan penyakit. Sebenarnya pemberian
vaksin lebih menguntungkan untuk Negara yang demikian. Berbagai macam vaksin HIV sedang dikembangkan
saat ini, dan membutuhkan tes klinik untuk mengetahui apakah vaksin ini
efektif. Kelihatan sangat rasional jika
vaksin diujicobakan pada Negara ini, tetapi muncul berbagai masalah bioetika.
Cara untuk melaksanakan ujicoba ini adalah: memberi vaksinasi pada seseorang yang
pasangannya menderita HIV, apabila orang ini tetap bebas dari HIV, disimpulkan
vaksin dapat bekerja efektif. Tetapi
secara etika kita membiarkan pasangan yang teridentifikasi AIDS tanpa menjalani
perawatan selama uji coba ini.
Diskusi
Apakah harus ada kelompok placebo? Yaitu kelompok yang tidak mendapatkan
vaksin?. Jika terjadi jumlah orang yang
berada dalam kelompok placebo terinfeksi HIV lebih banyak dari pada kelompok
vaksin maka vaksin efektif. Namun
demikian jika kelompok placebo terinfeksi HIV,
akankah mereka mendapatkan perawatan secara efektif?. Dalam
uji coba ini baik partisipan dalam kelompok vaksin maupun kelompok placebo
mungkin akan terinfeksi. Bukankah mereka
berhak mendapatkan perawatan yang lebih baik jika mereka terinfeksi? Siapa yang akan membayar biaya perawatan
mereka jika uji coba melibatkan ratusan orang?.
Diterjemahkan dari : Mader, Human Biology, Eight Edition, Mc Graw
Hill, 2004. Hal 455.
Putuskan Pendapatmu
- Haruskan ujicona vaksin HIV dilaksanakan di Negara berkembang yang paling membutuhkan vaksin yang efektif? Mengapa ya atau mengapa tidak?
- Haruskah uji coba dilakukan dengan standar yang sama dengan Negara berkembang? Mengapa ya atau mengapa tidak?
- Siapakah yang harus membayar, pabrik obat, partisipan, atau Negara partisipan?.
Comments
Post a Comment